Selasa, 23 Juni 2015

Ilmu Komunikasi

Informasi Umum

Jurusan ini memiliki tiga peminatan, yaitu Public Relations, Jurnalisme, serta Komunikasi Audio Visual. Secara periodik reformasi kurikulum dilakukan untuk menyesuaikan dengan perkembangan ilmu dan dunia profesional di bidang komunikasi. Proses belajar mengajar menggunakan peralatan multimedia dengan penekanan pada kompetensi konseptual, manajerial dan teknikal.
Guna meningkatkan skill dan mewadahi bakat mahasiswa, Jurusan Komunikasi menyediakan fasilitas laboratorium yang lengkap dan representatif, meliputi lab ruang produksi, siaran TV, studio recording, mini teather, ruang simulasi PR, stasiun radio, studio fotografi, komputer multimedia dan desain grafis.

Sedangkan untuk meningkatkan standing academic mahasiswa, terdapat beberapa kegiatan komplementer, seperti seminar, kuliah tamu, studi banding, dan melibatkan mahasiswa dalam penelitian dosen. Kegiatan mahasiswa sangat dinamis dalam upaya pengembangan minat dan bakat seperti: JUFOC (Jurnalistic Fotography Club), HIMAKOM (Himpunan Mahasiswa Komunikasi), dan Kine Club (Kelompok Pecinta Sinematografi), PR Club, Journalistic Club, adalah contoh beberapa wadah aktivitas mahasiswa yang sudah memiliki reputasi nasional dan internasional. Kegiatan kemahasiswaan yang mengarah pada keterampilan profesi komunikasi sering meraih prestasi, di antaranya juara debat PR, kompetisi film dokumenter “Eagle Awards Metro TV”, penulisan buku jurnalistik dan studi media, dll. Alumni jurusan ini banyak terserap di institusi media massa stasiun TV,  radio, konsultan PR, dan institusi pemerintah dan swasta lainya.
Website: komunikasi.umm.ac.id

 

8 Prospek Kerja Terbaik Lulusan Ilmu Komunikasi

Kita tidak bisa untuk tidak berkomunikasi. Segala hal yang kita lakukan, dalam tujuan apapun, tentu memerlukan proses komunikasi. Proses menyampaikan pesan dari komunikator (penyampai pesan) kepada komunikan (penerima pesan) melalui suatu media atau cara hingga akhirnya menimbulkan suatu efek atau timbale balik, mungkin terlihat begitu sederhana. Namun, apa sih yang sebenarnya dipelajari di dunia komunikasi ini?
    
Seiring dengan berkembangnya zaman, waktu dan teknologi yang kian pesat, tentu segala unsure hidup kita menerima banyak pengaruh dari hal – hal baru. Hal – hal baru tersebut tentu mempengaruhi cara kita berkomunikasi. Cara berkomunikasi manusia jaman purba, jaman 90-an, dan saat ini, tentu berbeda – beda bukan? Nah, dengan menjunjung tinggi modernitas, studi Ilmu Komunikasi terus menjadi bidang ilmu yang kritis untuk selalu menyajikan strategi yang tepat untuk menyampaikan suatu pesan, tergantung pada konteksnya, unsurnya, hingga isi pesannya.
    
Seperti yang kita ketahui, studi Ilmu Komunikasi memiliki cabang yang cukup banyak. Broadcasting, jurnalistik, public relations, advertising, manajemen media, komunikasi pemasaran, komunikasi massa, komunikasi bisnis, dan masih banyak lagi. Biasanya, bila kita memilih salah satu dari cabang Ilmu Komunikasi tersebut, kita juga paham akan cabang – cabangnya yang lain. Namun, pada cabang Ilmu Komunikasi yang kita pilih itulah kita akan menjadi ahli di dalamnya. Lantas, apa saja sih, prospek kerja lulusan Ilmu Komunikasi dengan gelar S.Ikom ini? Yuk, kita simak bersama – sama.
Image Credit
1. Broadcaster / Tenaga di dunia penyiaran
Menjadi produser, sutradara, reporter, copy writer dan lain – lain yang terlibat dalam dunia penyiaran, adalah salah satu prospek kerja yang paling empuk dari dunia Ilmu Komunikasi. Seperti yang kita ketahui, bahwa dunia penyiaran pada dasarnya ialah proses menyampaikan suatu pesan melalui media massa seperti televisi, radio ataupun surat kabar kepada masyarakat. Nah, dalam proses penyampaian pesan itulah lulusan Ilmu Komunikasi dituntut untuk dapat menentukan strategi agar pesan yang disampaikan mudah diterima oleh masyarakat sesuai dengan segmentasinya. Bidang kerja broadcasting  biasanya ditempatkan di stasiun televisi, radio, ataupun kantor – kantor surat kabar, tabloid maupun majalah.
2. Jurnalis
Jurnalistik adalah bagian dari Ilmu Komunikasi. Studinya yang mempelajari bagaimana mengemas suatu berita menjadi sebaik mungkin untuk dapat disebarkan ke masyarakat luas, merupakan salah satu bentuk bagaimana seseorang dapat menyampaikan pesan secara efektif melalui suatu media. Dalam dunia Ilmu Komunikasi, jurnalistik merupakan mata kuliah wajib yang harus dipelajari. Kemampuan menulis, peka terhadap kondisi sosial di sekitarnya, serta kemampuan menyampaikan dan memilih memilah mana berita yang layak untuk disebarkan dan mana yang tidak layak disebarkan, menjadi beberapa hal yang bisa diperoleh dari mempelajari jurnalistik. Jurnalistik memang ilmu yang dapat dipelajari oleh siapapun, tidak harus lulusan Ilmu Komunikasi. Namun, lulusan Ilmu Komunikasi tentu memiliki kemampuan yang lebih dalam dunia jurnalistik ini. Bidang kerja dari seorang jurnalis antara lain menjadi reporter, news anchor (penyiar berita), news dubber, wartawan media massa, baik di televisi, radio ataupun surat kabar cetak.
3. Announcer dan presenter
Kemampuan menyampaikan pesan dengan baik dan dapat menarik perhatian khalayak, tentu menjadi bagian yang dipelajari oleh lulusan Ilmu Komunikasi. Kemampuan tersebut pun sangat dibutuhkan untuk menjadi seorang announcer atau penyiar radio, hingga menjadi seorang presenter di televisi, baik untuk acara olahraga, berita resmi, gossip, dan lain – lain. Lulusan Ilmu Komunikasi selalu dituntut untuk pandai berbicara dengan efektif dalam menyampaikan maksud dan tujuannya. Hal tersebutlah yang menjadikan posisi penyiar atau presenter menjadi sasaran yang tepat sebagai prospek kerja lulusan Ilmu Komunikasi.
4. Master of Ceremony (MC)
Bila announcer dan presenter hanya tertuju dalam sebuah media massa saja, maka pekerjaan sebagai MC pun bisa diposisikan dalam berbagai perhelatan event. Menjadi MC tentu membutuhkan kualitas gaya bicara yang baik, pandai menempatkan diri, dan mampu membawa acara menjadi sesuai harapan. Unsur – unsure komunikasi tentu terdapat di dalamnya. Meskipun bisa dipelajari secara otodidak, namun lulusan Ilmu Komunikasi tentu memiliki keahlian menjadi MC yang dipelajari dalam studinya.
5. Public Relations Officer atau Hubungan Masyarakat
Mewakili perusahaan dalam setiap waktu, menjaga nama baik perusahaan serta mewujudkan hubungan yang harmonis pada seluruh klien perusahaan, menjadi tugas besar dari seorang Public Relations atau humas. Ya, profesi Public Relations juga menjadi prospek kerja yang sangat menjanjikan bagi lulusan Ilmu Komunikasi. Seorang Public Relations harus selalu memutar otaknya untuk menyampaikan pesan – pesan perusahaan kepada masyarakat agar perusahaan yang dikelolanya senantiasa memiliki reputasi yang baik. Menantang, bukan?
6. Event Organizer
Merancang perhelatan event yang besar, mengemas sebuah acara sesuai dengan konsep pesan yang ingin disampaikan, hingga mengatur acar sedemikian rupa agar meninggalkan kesan dan reputasi yang baik, adalah beberapa wujud tujuan dari strategi seorang event organizer. Melalui sebuah event, sebuah tim event organizer diharapkan mampu menyampaikan sebuah pesan atau makna tertentu dan mewujudkan good reputation dari si penyelenggara. Disitulah tantangannya. Menjadi event organizer ini sangat asyik, lho. Seperti bekerja sambil bermain. Penghasilannya pun bisa terbilang cukup fantastis. Tertarik?
7. Praktisi periklanan / Advertising 
Iklan! Ya, terdengar sepele, namun mempengaruhi kita, kan? Salah satu dalang dan tangan – tangan kreatif di balik berbagai iklan yang bertebaran di berbagai media ini adalah lulusan Ilmu Komunikasi, lho. Mereka berusaha mempengaruhi publik dengan pesan – pesan produk barang ataupun jasa yang ingin disampaikan, melalui pesan dan media yang unik serta kreatif agar siapapun yang melihatnya tergugah untuk membeli, menggunakan ataupun mempercayainya. Proses penyampaian pesan yang menarik, kan! Dalam iklan, semakin menarik dan membuat penasaran, maka semakin sukses dan efektif pula iklan tersebut. Prospek kerja dalam dunia advertising bagi lulusan Ilmu Komunikasi, antara lain sebagai project leader advertising, copy writer, camera person, media planner, dan lain – lain.
8. Marketing Communications  
Lulusan Ilmu Komunikasi juga bisa menjadi orang yang duduk manis di kantor, menyusun dan merancang strategi – strategi komunikasi pemasaran yang tepat bagi perusahaan. Ya, menjadi marketing communications tidak semata – mata mengedepankan unsure pemasaran dari ilmu bisnis saja. Lulusan Ilmu Komunikasi diharapkan dapat mejadikan pemasaran menjadi lebih efektif dan menarik, salah satunya dengan menyusun strategi komunikasi yang tepat dilihat dari segmentasinya, bagaimana pesannya, apa medianya dan mau seperti apa tujuan yang diharapkan. Hal ini tentu menantang bagi siapapun yang menjalaninya.
Itulah 8 prospek kerja terbaik bagi lulusan Ilmu Komunikasi.

sumber

Jurusan Ilmu Komunikasi UMM Terancam Ketinggalan Zaman !!!

The Flinstone
Jaman Batu; Barney dan Fred Flinstone dalam film kartun berjudul The Flinstone
Sebagai Jurusan Ilmu Komunikasi yang terancam maju dan diunggulkan, Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) harus memperhatikan ancaman ketertinggalan zaman yang mulai menjalari, jika tidak ejekan ketinggalan zaman akan sulit ditepis. Ejekan ketinggalan zaman bagi institusi pendidikan dimana ilmu pengetahuan bersumber, tentu saja terasa tajam, seperti seekor kera yang kalah tanding memanjat pohon dari manusia.

Wawasan Umum
Jurusan ilmu komunikasi, baik di UMM maupun di universitas, harus memantapkan peran dan posisinya, terlepas dari perannya sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan dengan fungsi untuk memajukan masyarakat dan melepaskan mereka dari belenggu keterasingan jaman akibat terbatasnya pasokan informasi yang memang dibatasi oleh kondisi tertentu, geografi misalnya.

Dengan kemantapan peran dalam perkembangan zaman, ilmu komunikasi diharapkan semakin bersinar dan terus mencerahkan, melepaskan belenggu kebutaan masyarakat akan dunia dimana mereka hidup, kebutaan yang diakibatkan oleh banyaknya realitas yang susun-menyusun sehingga kita mulai tidak mengerti realitas yang sesungguhnya. Penulis memiliki cita-cita dan harapan besar dimana ilmu komunikasi adalah jendral perang baru yang mengantar umat manusia meraih kemenangan akal budi, dimana setiap orang dapat mandiri dalam beropini dengan bekal akal budinya tersebut.

Kemandirian mengambil keputusan atau membangun opini tergerak atas pembacaan zaman dimana interaksi mulai makin luas dan makin interaktif, jika sebelum populernya media internet, interaksi hanya sebatas komunikasi antar personal melalui tatap muka, telefon, surat-menyurat dengan tetangga atau kerabat, maka dengan internet jangkauan komunikasi akan lebih luas, dan sistem interaksi akan semakin ramai.

Menuju Media Interaktif
Everett M. Rogers dalam bukunya "Communication Technology; The New Media in Society" (dalam Mulyana, 1999), mengatakan bahwa dalam hubungan komunikasi di masyarakat, dikenal empat era komunikasi yaitu era tulis, era media cetak, era media telekomunikasi dan era media komunikasi interaktif.

Dari keempat era atau zaman (dalam pembahasan catatan ini), jurusan ilmu komunikasi UMM masih sibuk membekali mahasiswa dengan kecakapan menulis, memproduksi karya jurnalistik (cetak maupun elektronik), atau memproduksi film-film pendek, dokumenter, iklan atau media kampanye lainnya. Selain itu, kegiatan-kegiatan organizer juga tak kalah ramainya dan sepertinya cukup memusingkan mahasiswa yang fokus pada pengembangan kecakapan Public Relation. Bercermin dari Rogers, Jurusan ilmu Komunikasi UMM dan sepertinya di universitas lain (entahlah) telah ketinggalan zaman, statusnya bukan lagi ancaman. Media internet yang interaktif belum dimaksimalkan.

Di jurusan Ilmu Komunikasi UMM, ada 1 mata kuliah yang bersinggungan langsung dengan dunia maya, judulnya; ”Online Journalism”, saat penulis memprogram mata kuliah ini dan berhasil meraih poin yang sempurna, ada sedikit kejanggalan yang kiranya menjadi alasan mengapa Jurnalistik Online atau pemanfaatan media online tidak begitu giat di UMM, kejanggalan tersebut tentunya soal dosen pengempu yang secara langsung menyadari kemampuannya mengempu mata kuliah ini tidak dapat dia banggakannya sendiri.

Sementara itu, beberapa mata kuliah (di jurusan Ilmu Komunikasi UMM) mendorong mahasiswa untuk betul-betul cakap dalam pemanfaatan teknologi untuk memproduksi karya media cetak maupun elektronik, berbagai tugas peliputan dan penulisan berita atau tugas bersama (kelompok) untuk membuat Buletin, bahkan Majalah/Tabloid. Dalam urusan media elektronik, mahasiswa harus bersusah payah melakukan peliputan, pengeditan dan penayangan karya jurnalistik dalam bentuk audio visual, masih ada juga yang audio (radio). Di Jurusan Ilmu Komunikasi, mata kuliah (khusus konsentrasi Jurnalistik) seperti Print Journalism, Journalism, News production, Depth Reporting, On Air Journalism, dan Praktek Produksi Karya Jurnalistik.

Mata kuliah di atas, jika tidak jeli membangun benteng pembeda, akan saling tindih menindih atau malah bercampur baur. Akibatnya, seorang atau sekelompok mahasiswa bisa mengerjakan tugas untuk memenuhi beberapa penugasan dari mata kuliah yang berbeda.

Penulis sendiri pernah mengalaminya, membuat satu tugas untuk memenuhi tiga penugasan dari mata kuliah dan dosen pengempu yang berbeda. Kejadian ini perlu diperhatikan, bukankah saya sebagai mahasiswa telah dikerjain oleh para dosen atau bahkan pengurus jurusan? Untuk apa memprogram mata kuliah dengan grit bahkan penugasan yang menentukan nilai itu sama. Kenapa tidak dilebur saja agar kuliah bisa diselesaikan selama dua setengah tahun?.

Akhirnya . . .

Akhirnya, tanggung jawab pihak civitas akademika di jurusan ilmu komunikasi UMM perlu dituntut lebih serius untuk mengembangkan dan memajukan Jurusan Ilmu Komunikasi UMM yang tercinta. Pengembangan fasilitas labolatorium, kelengkapan referensi dengan adanya perpustakaan jurusan, media website (walaupun masih ikut dengan website universitas), beberapa kelompok karya berisi mahasiswa yang dikompori untuk berprestasi, kegiatan-kegiatan jurusan yang seremonial dan tidak berdayaguna, serta kepala para dosen tidak menjamin majunya jurusan ilmu komunikasi, bahkan berfungsinya ilmu komunikasi sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan dengan peran pencerahannya.

Menurut hemat penulis, jika bisa berpendapat, perlu adanya pembacaan atas realitas/ perkembangan zaman (aspek sosial dan teknologi) sehingga ada skala prioritas yang menjadi fokus pengembangan kecakapan. Pembacaan atas realitas ini juga harus tajam, bersih/ holistik dan tidak mekanistik atau bebas dari pengaruh semangat kapitalistime yang menjadikan universitas menjadi pusat karantina atau kawah candradimuka babu-babu kapitalisme. Kiranya, para dosen telah mengerti maksud Tri Guntur Narwaya dalam ”Matinya Ilmu Komunikasi”. Jika tidak, Ilmu Komunikasi memang telah mati.

Ancaman ketinggalan zaman Ilmu Komunikasi UMM perlu diantisipasi, sebelum banyak orang mengetahui/menyadari dan mulai berani mengejek Ilmu Komunikasi UMM yang tertinggal oleh perkembangan zaman. Media internet masih sangat bersih dari sentuhan mahasiswa ilmu komunikasi UMM yang telah dibekali berbagai jurus  menaklukkan selembar kertas dengan tinta dan jutaan ide. Secara pribadi, penulis tentu saja tidak mau ikut-ikut menerima ejekan sebagai mahasiswa ilmu komunikasi yang ketinggalan zaman, sebagai manusia dan mahasiswa, saya betul-betul akan merasa malu.

Oia, komposisi sumber daya manusia (dosen) juga perlu diperhatikan untuk diseimbangkan, khusus untuk konsentrasi Jurnalistik di Jurusan Ilmu Komunikasi, perlu ditakar kembali berat atau kuantitas/kualitas antara pengempu kecakapan pemanfaatan media cetak, elektronik, hingga internet. Tidak asal tunjuk dosen saja pastinya, toh kualitas dosen juga menjadi syarat mutlak berkembangnya suatu lembaga pengetahuan seperti Jurusan Ilmu Komunikasi UMM.

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar